Selasa, 14 Februari 2017

ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN ANTARPULAU

ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN ANTARPULAU


       1.      Pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan yang berkembang pesat setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 antara lain, Aceh, Banten, Demak, Tuban, Gresik, Makasar, Ternate dan Tidore.
     2.      Yang menyebabkan terjadinya jaringan perdagangan dan pelayaran di nusantara adalah karena saling membutuhkan barang barang yang tidak ada di tempatnya.
       3.      Selat Malaka mempunyai posisi strategis baik secara geografis, iklim / cuaca, maupun secara politis dan ekonomi. Itu sebabnya Selat Malaka merupakan “kunci” penting perdagangan.
     4.      Kesultanan Malaka, setelah mengalami kejayaan yang bisa dibilang tidak terlalu lama, akhirnya pada tahun 1511 diserang oleh tentara portugis di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque, sedangkan kesultanan Malaka saat itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Serangan ke ibu kota Malaka tersebut dilakukan pada 10 Agustus 1511, hingga pada 24 Agustus 1511 Kesultanan Malaka berhasil ditaklukan Portugis.
       5.     Ada dua kerajaan besar yang telah mampu menguasai perairan atau perniagaan di Nusantara, yakni Kerajaan Sriwijaya (Sumatera) dan Kerajaan Majapahit (Jawa). Keberhasilan ini karena kemampuan kedua kerajaan tersebut mendominasi bahkan memonopoli jaringan perdagangan di Selat Malaka.
      6.      Cara menggunakan alat  navigasi berupa warna air laut adalah, secara umumnya ada 3 warna utama air laut, yaitu: Biru gelap -kawasan laut paling dalam / tengah laut.Biru muda- kawasan kedalaman sederhana. Biru Hijau- kawasan lebih cetek , yaitu kawasan laut yang dekat dengan daratan atau pantai.Dengan demikian kita boleh mengenal pasti kedudukan . Contohnya, jika telah memasuki kawasan air laut biru kehijauan , bermakna kita sudah mula menghampiri daratan, dan jika kita berada di kawasan biru gelap bermakna kita berada di kawasan tengah laut.
       7.      Kawasan nusantara terdiri dari beribu-ribu pulau yang memanjang dari barat sampai ke timur. Diantara pulau satu dengan lainnya itu telah terjalin hubungan yang berlangsung sejak dulu. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang perubahan arah angin, maka di sekitar bulan September-Oktober kapal-kapal yang berada di sebelah timur akan berlayar ke sebelah barat. Sebaliknya, pada sekitar bulan Maret-April kapal-kapal berlayar dari barat ke arah timur. Hal tersebut meyebabkan semula kegiatan perdagangan di nusantara bersifat insidental, namun lambat laun terjadi perubahan menjadi kegiatan yang berlangsung terus menerus, ramai, dan semakin menguntungkan.
       8.      Para pedagang memilih jalur perairan karena Nusantara merupakan negara kepulauan, yang dimana pelayaran adalah satu-satunya cara untuk mobilisasi antarpulau, mengingat pada masa itu belum ada pesawat terbang. Ditambah pula telah terbentuk jalur-jalur pelayaran dan perdagangan antara Kerajaan Sriwijaya dan negara-negara Asia Tenggara, India, dan Cina, sehingga tidak ada kebingungan lagi bagi para pedagang untuk berlayar ke Nusantara. Selain itu, kapal dianggap sebagai transportasi yang lebih praktis untuk membawa barang-barang bawaan untuk berdagang jika dibandingkan dengan menggunakan kuda (transportasi darat).
Sumber: http://history-xscience1.blogspot.id/

   9.  Hubungan catatan Tome Pires dengan jaringan perdagangan antarpulau memberikan gambaran terkait keberadaan jalur pelayaran jaringan perdagangan, baik regional ataupun internasional. Ia menceritakan tentang lalu lintas maupun kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Persia, Gujarat, Arab, Kling, Malayu, Jawa, dan Siam.
    10.  Jaringan perdagangan antar pulau di nusantara terbentuk karena kegiatan perdagangan untuk menunjang hubungan itu para pedagang haru melengkapi diri tentang angin, navigasi, pembuatan kapal dan diplomasi dagang. dari kondisi itulah  muncul saudagar-saudagar dari arab, india, gujarat yang melalui jalan pelayaran / perdagangan membawa agama islam.



0 komentar:

Posting Komentar