ISLAM DAN
JARINGAN PERDAGANGAN ANTARPULAU
1. Pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan yang berkembang pesat setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis tahun 1511 antara lain, Aceh, Banten,
Demak, Tuban, Gresik, Makasar, Ternate dan Tidore.
2. Yang
menyebabkan terjadinya jaringan perdagangan dan pelayaran di nusantara adalah karena
saling membutuhkan barang barang yang tidak ada di tempatnya.
3. Selat Malaka mempunyai posisi strategis baik secara geografis,
iklim / cuaca, maupun secara politis dan ekonomi.
Itu sebabnya Selat Malaka merupakan “kunci” penting
perdagangan.
4. Kesultanan Malaka, setelah mengalami
kejayaan yang bisa dibilang tidak terlalu lama, akhirnya pada tahun 1511
diserang oleh tentara portugis di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque,
sedangkan kesultanan Malaka saat itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Serangan
ke ibu kota Malaka tersebut dilakukan pada 10 Agustus 1511, hingga pada 24
Agustus 1511 Kesultanan Malaka berhasil ditaklukan Portugis.
5. Ada dua kerajaan besar yang telah mampu menguasai perairan atau perniagaan di
Nusantara, yakni Kerajaan Sriwijaya (Sumatera) dan Kerajaan Majapahit (Jawa).
Keberhasilan ini karena kemampuan kedua kerajaan tersebut mendominasi bahkan memonopoli jaringan perdagangan di
Selat Malaka.
6. Cara
menggunakan alat navigasi berupa warna
air laut adalah, secara umumnya ada 3 warna utama air laut, yaitu: Biru gelap
-kawasan laut paling dalam / tengah laut.Biru muda- kawasan kedalaman
sederhana. Biru Hijau- kawasan lebih cetek , yaitu kawasan laut yang dekat
dengan daratan atau pantai.Dengan demikian kita boleh mengenal pasti kedudukan
. Contohnya, jika telah memasuki kawasan air laut biru kehijauan , bermakna
kita sudah mula menghampiri daratan, dan jika kita berada di kawasan biru gelap
bermakna kita berada di kawasan tengah laut.
7. Kawasan nusantara terdiri dari beribu-ribu pulau yang
memanjang dari barat sampai ke timur. Diantara pulau satu dengan lainnya itu
telah terjalin hubungan yang berlangsung sejak dulu. Dengan memanfaatkan
pengetahuan tentang perubahan arah angin, maka di sekitar bulan
September-Oktober kapal-kapal yang berada di sebelah timur akan berlayar ke
sebelah barat. Sebaliknya, pada sekitar bulan Maret-April kapal-kapal berlayar
dari barat ke arah timur. Hal tersebut meyebabkan semula kegiatan
perdagangan di nusantara bersifat insidental, namun lambat laun terjadi
perubahan menjadi kegiatan yang berlangsung terus menerus, ramai, dan semakin
menguntungkan.
8. Para
pedagang memilih jalur perairan karena Nusantara merupakan negara kepulauan,
yang dimana pelayaran adalah satu-satunya cara untuk mobilisasi antarpulau,
mengingat pada masa itu belum ada pesawat terbang. Ditambah pula telah
terbentuk jalur-jalur pelayaran dan perdagangan antara Kerajaan Sriwijaya dan
negara-negara Asia Tenggara, India, dan Cina, sehingga tidak ada kebingungan
lagi bagi para pedagang untuk berlayar ke Nusantara. Selain itu, kapal dianggap
sebagai transportasi yang lebih praktis untuk membawa barang-barang bawaan
untuk berdagang jika dibandingkan dengan menggunakan kuda (transportasi darat).
Sumber:
http://history-xscience1.blogspot.id/
9. Hubungan catatan Tome Pires dengan
jaringan perdagangan antarpulau memberikan gambaran terkait keberadaan jalur
pelayaran jaringan perdagangan, baik regional ataupun internasional. Ia
menceritakan tentang lalu lintas maupun kehadiran para pedagang di Samudra
Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Persia, Gujarat, Arab, Kling, Malayu,
Jawa, dan Siam.
10. Jaringan perdagangan antar pulau di
nusantara terbentuk karena kegiatan perdagangan untuk menunjang
hubungan itu para pedagang haru melengkapi diri tentang angin, navigasi,
pembuatan kapal dan diplomasi dagang. dari kondisi itulah muncul
saudagar-saudagar dari arab, india, gujarat yang melalui jalan pelayaran /
perdagangan membawa agama islam.
Sumber: https://brainly.co.id/
0 komentar:
Posting Komentar