Jumat, 10 Februari 2017

Kedatangan Islam di Nusantara

Kedatangan Islam di Nusantara




       1.      Berdasarkan teori Gujarat, masuknya Islam ke Indonesia ini diyakini berasal dari Gujarat karena didasarkan pada adanya bukti berupa batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik as-Saleh berangka tahun 1297 yang bercorak Gujarat. Selain itu, teori gujarat juga didasarkan pada corak ajaran Islam yang cenderung memiliki warna tasawuf. Ajaran ini dipraktikan oleh orang muslim di India Selatan, mirip dengan ajaran Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Islam.

       2.      Catatan Tome Pires (musafir Portugis) berjudul Suma Oriental yang memberitakan tentang penyebaran agama islam di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Maluku sekitar abad ke-16. 

       3.      Selain perdagangan dan perkawinan, cara lain Islam masuk ke Indonesia antara lain:
·         Pendidikan
Saluran ini digunakan para mubaligh dari beberapa negeri untuk menyebarkan Islam. Kedatangan para mubaligh menyebabkan dakwah Islam semakin marak dan gerakan dakwah semakin luas. Gerakan dakwah tidak hanya terbatas di pantai-pantai barat Sumatear, melainkan sampai ke pulau-pulau bagian timur Indonesia. Selain itu, para pelaut Bugis ikut menyebarkan Islam hingga kepulauan Maluku dan Papua yang bekerja sama dengan para Mubaligh dari Gresik, Jawa Timur. Pulau Jawa saat itu menjadi barometer penyebaran Islam di Indonesia. Penyebaran Islam melalui saluran pendidikan sangat berpengaruh pada penyebaran Islam di Indonesia. Selain melalui para mubaligh dan wali songo, penyebaran Islam dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan, yaitu pondok pesantren. Pondok pesantren menampung pemuda dari berbagai daerah untuk menimba ilmu agama Islam. Para santri yang sudah tamat dari pesantren mulai berdakwah menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing. Dengan saluran penyebaran Islam di Indonesia yang satu ini, agama Islam berkembang dan menyebar cepat ke seluruh Indonesia.
·         Sosial Budaya
Proses interaksi sosial budaya dilakukan dengan media seni, seperti seni bangunan, seni pahat, seni tari, dan musik. Penyebaran ajaran Islam juga dilakukan dengan akulturasi budaya pribumi dan budaya Islam. Cara ini ditempuh untuk mempermudah dan mempercepat perkembangan Islam. Budaya pribumi saat itu diwarnai oleh budaya agama Hindu dan budha bisa berakulturasi dengan budaya Islam tanpa menggeser nilai-nilai tauhid. Contoh akulturasi budaya ini misalnya munculnya doa-doa Islam dalam upacara adat seperti perkawinan, kelahiran, selapan, wayang kulit, seni bangunan, dan kesusastraan. Budaya Islam yang sederhana menyebabkan rakyat mudah mencerna dan menerima muatan isi yang disampaikan. Model pendekatan tersebut menyebabkan Islam mudah diterima.

       4.      Fatimah binti Maimun merupakan wanita yang ikut berperan dalam penyebaran agama khususnya di wilayah Gresik. Selain sebagai penyebar agama, ia dikenal sebagai saudagar perdagangan yang andal dan melalui kegiatan berdagang itulah ia juga menyebarkan agama Islam.

       5.      Budaya lain menyeb arkan agama Islam yaitu dengan menggunakan kesenian yang disesuaikan dengan keadaan. Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan Hindu masih berakar kuat. Para penyebar agama Islam tidak mengubah kesenian tersebut. Bahkan menggunakan seni budaya Hindu sebagai sarana menyebarkan agama Islam.

        6.      Islam lebih mudah diterima karena:
·         Syarat untuk memeluk Islam sangat mudah.
·         Kewajiban berdakwah merupakan tugas setiap muslim.
·         Para ulama memiliki kelebihan rohaniah melalui ajaran tasawuf.
·         Ajaran Islam dipandang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
·         Ajaran Islam tidak mengenal perbedaan derajat manusia berdasarkan kasta maupun gelar.
·         Para saudagar, dai, dan ulama menyampaikan Islam dengan pendekatan dakwah yang simpatik
Sedangan Hindu-Buddha sulit diterima karena menggunakan sistem kasta.

       7.      Perubahan pada sistem pemerintahan Raja Brawijaya, yaitu terjadi akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan Islam.

       8.      Persamaan budaya Islam Indonesia dan Persia adalah tradisi perayaan 10 Muharram atau Asyuro, sebagai hari suci Kaum Syiah atas wafatnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dan tradisi tabuik/tabot yang berkembang di Bengkulu.

       9.      Pernikahan para ulama dengan masyarakat pribumi tidak melanggar adat atau budaya Indonesia saat itu, karena Islam masuk ke Indonesia dengan pendekatan yang simpatik sehingga sama sekali tidak ada paksaan kepada penduduk untuk menikah dengan ulama

       10.  3 teori masuknya Islam ke Indonesia:
    v  Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
·         Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
·         Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
·         Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
    v  Teori Mekkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Mekkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
·         Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
·         Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
·         Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri. Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak
    v  Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
·         Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
·         Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
·         Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda- tanda bunyi Harakat.
·         Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
·         Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.


Teori yang paling tepat menrut saya adalah teori gujarat dikarenakan terdapat bukti pada makam malik as saleh, yaitu ukiran ukiran khas gujarat.

0 komentar:

Posting Komentar