1.
Berdasarkan teori Gujarat,
masuknya Islam ke Indonesia ini diyakini berasal dari Gujarat karena didasarkan
pada adanya bukti berupa batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik as-Saleh
berangka tahun 1297 yang bercorak Gujarat. Selain itu, teori gujarat juga
didasarkan pada corak ajaran Islam yang cenderung memiliki warna tasawuf.
Ajaran ini dipraktikan oleh orang muslim di India Selatan, mirip dengan ajaran
Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Islam.
2.
Catatan Tome Pires (musafir Portugis) berjudul Suma Oriental yang memberitakan tentang penyebaran agama islam
di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Maluku sekitar abad ke-16.
3.
Selain perdagangan dan perkawinan,
cara lain Islam masuk ke Indonesia antara lain:
·
Pendidikan
Saluran
ini digunakan para mubaligh dari beberapa negeri untuk menyebarkan Islam.
Kedatangan para mubaligh menyebabkan dakwah Islam semakin marak dan gerakan
dakwah semakin luas. Gerakan dakwah tidak hanya terbatas di pantai-pantai barat
Sumatear, melainkan sampai ke pulau-pulau bagian timur Indonesia. Selain itu,
para pelaut Bugis ikut menyebarkan Islam hingga kepulauan Maluku dan Papua yang
bekerja sama dengan para Mubaligh dari Gresik, Jawa Timur. Pulau Jawa saat itu
menjadi barometer penyebaran Islam di Indonesia. Penyebaran Islam melalui
saluran pendidikan sangat berpengaruh pada penyebaran Islam di Indonesia.
Selain melalui para mubaligh dan wali songo, penyebaran Islam dilakukan dengan
mendirikan lembaga pendidikan, yaitu pondok pesantren. Pondok pesantren
menampung pemuda dari berbagai daerah untuk menimba ilmu agama Islam. Para
santri yang sudah tamat dari pesantren mulai berdakwah menyebarkan Islam di
daerahnya masing-masing. Dengan saluran penyebaran Islam di Indonesia yang satu
ini, agama Islam berkembang dan menyebar cepat ke seluruh Indonesia.
·
Sosial Budaya
Proses interaksi sosial budaya dilakukan dengan media seni,
seperti seni bangunan, seni pahat, seni tari, dan musik. Penyebaran ajaran Islam juga dilakukan
dengan akulturasi budaya pribumi dan budaya Islam. Cara ini ditempuh untuk
mempermudah dan mempercepat perkembangan Islam. Budaya pribumi saat itu
diwarnai oleh budaya agama Hindu dan budha bisa berakulturasi dengan budaya
Islam tanpa menggeser nilai-nilai tauhid. Contoh akulturasi budaya ini misalnya
munculnya doa-doa Islam dalam upacara adat seperti perkawinan, kelahiran,
selapan, wayang kulit, seni bangunan, dan kesusastraan. Budaya Islam yang
sederhana menyebabkan rakyat mudah mencerna dan menerima muatan isi yang
disampaikan. Model pendekatan tersebut menyebabkan Islam mudah diterima.
4.
Fatimah binti Maimun merupakan wanita yang ikut berperan
dalam penyebaran agama khususnya di wilayah Gresik. Selain sebagai penyebar
agama, ia dikenal sebagai saudagar perdagangan yang andal dan melalui kegiatan
berdagang itulah ia juga menyebarkan agama Islam.
5.
Budaya lain menyeb arkan agama Islam yaitu dengan menggunakan
kesenian yang disesuaikan dengan keadaan. Ketika agama
Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan Hindu masih berakar kuat. Para penyebar
agama Islam tidak mengubah kesenian tersebut. Bahkan menggunakan seni budaya
Hindu sebagai sarana menyebarkan agama Islam.
6.
Islam lebih mudah diterima karena:
·
Syarat untuk memeluk Islam
sangat mudah.
·
Kewajiban berdakwah
merupakan tugas setiap muslim.
·
Para ulama memiliki
kelebihan rohaniah melalui ajaran tasawuf.
·
Ajaran Islam dipandang
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
·
Ajaran Islam tidak
mengenal perbedaan derajat manusia berdasarkan kasta maupun gelar.
·
Para saudagar, dai, dan
ulama menyampaikan Islam dengan pendekatan dakwah yang simpatik
Sedangan Hindu-Buddha sulit
diterima karena menggunakan sistem kasta.
7.
Perubahan pada sistem
pemerintahan Raja Brawijaya, yaitu terjadi akulturasi budaya Hindu-Buddha
dengan Islam.
8.
Persamaan budaya Islam Indonesia
dan Persia adalah tradisi perayaan 10 Muharram atau Asyuro, sebagai hari suci
Kaum Syiah atas wafatnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dan tradisi
tabuik/tabot yang berkembang di Bengkulu.
9.
Pernikahan para ulama dengan
masyarakat pribumi tidak melanggar adat atau budaya Indonesia saat itu, karena
Islam masuk ke Indonesia dengan pendekatan yang simpatik sehingga sama sekali
tidak ada paksaan kepada penduduk untuk menikah dengan ulama
10. 3 teori masuknya Islam ke Indonesia:
v
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia
pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari
teori ini adalah:
·
Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam
penyebaran Islam di Indonesia.
·
Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur
Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
·
Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun
1297 yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck
Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung
teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan
politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari
keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak (
Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk
yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran
Islam.
v
Teori Mekkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai
sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Mekkah berpendapat
bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab
(Mesir). Dasar teori ini
adalah:
·
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah
terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab
sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai
dengan berita Cina.
·
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana
pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India
adalah penganut mazhab Hanafi.
·
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar
tersebut berasal dari Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur
dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13
sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh
sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses
penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri. Dari penjelasan di atas, apakah Anda
sudah memahami? Kalau sudah paham simak
v
Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia
abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah
kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
·
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan
Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran.
Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
·
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi
dari Iran yaitu Al – Hallaj.
·
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab
untuk tanda- tanda bunyi Harakat.
·
Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
·
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren
adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A.
Hussein Jayadiningrat.
Teori yang paling tepat menrut saya adalah teori gujarat
dikarenakan terdapat bukti pada makam malik as saleh, yaitu ukiran ukiran khas
gujarat.
0 komentar:
Posting Komentar