Jumat, 21 April 2017

KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA

         KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA   





            1.       Bagaimana kehidupan ekonomi Kerajaan Malaka?
Jawab: Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.
              Sumber: http://www.warnetgadis.com/

           2.       Apa saja peninggalan dari Kerajaan Perlak?
           Jawab:
·         Mata uang kerajaan perlak
·         Makam raja
·         Stempel kerajaan yang bertulis Al Wasiq Billan Negeri Bendahara Sannah 212
·         Sumber tertulis yaitu kitab Idharul Haqq, karangan Abu Ishaq Makarani Al Fasy. Kitab Tazkirah Thabakat Junu Sultan as Shalatin karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah al Asy.

          3.       xxx

         4.       Apa saja peninggalan Kerajaan Islam di Sumatra Barat?
         Jawab:
         Sumber:

        5.       Apa saja sumber-sumber sejarah dan bukti sejarah mengenai keberadaan Kerajaan Perlak?
Jawab: Naskah-naskah tua berbahasa Melayu, seperti Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah Wal Fasi, Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin, dan Silsilah sultan-sultan Perlak dan Pasai. Dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa kerajaan Perlak didirikan pada tanggal 1 Muhharam 225 H (840 M). Keberadaan kesultanan Perlak juga dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan sejarah, seperti mata uang Perlak, stempel kesultanan, dan makam raja-raja Benoa.


         6.       Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Malaka?
  Jawab: Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka karena kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi, karena itu, mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli. Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang mengubah Malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.

.
.
.
Lanjutannya menyusul :v
Nomornya sesuai dengan kelompok yg memberikan pertanyaan. Misalnya nomor 1 = pertanyaan dari kelompok 1.
Good luck guys.. Hwaiting!!!!


0 komentar:

Posting Komentar