KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA
1.
Bagaimana
kehidupan ekonomi Kerajaan Malaka?
Jawab: Malaka
memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang
banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun
pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang
dapat menjadikan mereka sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.
2.
Apa saja
peninggalan dari Kerajaan Perlak?
Jawab:
·
Mata uang kerajaan perlak
·
Makam raja
·
Stempel kerajaan yang bertulis Al
Wasiq Billan Negeri Bendahara Sannah 212
·
Sumber tertulis yaitu kitab Idharul
Haqq, karangan Abu Ishaq Makarani Al Fasy. Kitab Tazkirah Thabakat Junu Sultan
as Shalatin karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah al Asy.
Sumber: https://brainly.co.id/
3.
xxx
4.
Apa saja
peninggalan Kerajaan Islam di Sumatra Barat?
Jawab:
Sumber:
5.
Apa saja
sumber-sumber sejarah dan bukti sejarah mengenai keberadaan Kerajaan Perlak?
Jawab: Naskah-naskah tua berbahasa Melayu, seperti Idharatul Haq fi
Mamlakatil Ferlah Wal Fasi, Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin,
dan Silsilah sultan-sultan Perlak dan Pasai. Dalam naskah tersebut dijelaskan
bahwa kerajaan Perlak didirikan pada tanggal 1 Muhharam 225 H (840 M).
Keberadaan kesultanan Perlak juga dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan
sejarah, seperti mata uang Perlak, stempel kesultanan, dan makam raja-raja
Benoa.
6.
Bagaimana
latar belakang berdirinya Kerajaan Malaka?
Jawab: Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun
1380-1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam
Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka
karena kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat
Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup
sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan
pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh
lebih tinggi, karena itu, mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli.
Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang mengubah Malaka
menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat
perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman
yang belum pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan
rempah-rempah.
Sumber: http://www.warnetgadis.com/
.
.
.
Lanjutannya menyusul :v
Nomornya sesuai dengan kelompok yg memberikan pertanyaan. Misalnya nomor 1 = pertanyaan dari kelompok 1.
Good luck guys.. Hwaiting!!!!
0 komentar:
Posting Komentar